MAKALAH BAHASA
INDONESIA
“Salah Nalar”
“Salah Nalar”
Disusun oleh :
Nama : Imelda Muliawati
Kelas : 3EB22
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai saya dalam menyelesaikan pembuatan
makalah tentang “Salah Nalar” ini. Makalah ini saya buat berdasarkan tugas yang
diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Budi Santoso yang saya hormati.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah yang lebih baik.
Bekasi, 26 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I
.......................................................................................................................................
1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................
1
1.1 LATAR BELAKANG
............................................................................................
1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................
1
1.3 TUJUAN ................................................................................................................
1
BAB II
......................................................................................................................................
3
PEMBAHASAN
......................................................................................................................
3
2.1 PENGERTIAN SALAH NALAR ........................................................................
3
2.2 MACAM-MACAM SALAH NALAR ................................................................
3
2.2.1 GENERALISASI YANG
TERLALU LUAS ...................................... 3
2.2.1.1
GENERALISASI SEPINTAS ................................................ 3
2.2.1.2
GENERALISASI APRIORI ................................................... 3
2.2.2 KERANCUAN ANALOGI
.................................................................. 3
2.2.3 KEKELIRUAN
KAUSALITAS ............................................................ 4
2.2.4 KESALAHAN RELEVANSI
................................................................. 4
2.2.5 PENYANDARAN TERHADAP
PRESTISE SESEORANG ............... 5
2.3 MENGAPA SALAH NALAR SERING TERJADI
............................................ 5
2.4 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SALAH NALAR ................................
5
2.4.1 ANALOGI YANG SALAH
................................................................... 5
2.4.2 ARGUMENTASI BIDIK
ORANG ....................................................... 5
2.5 CARA MENGATASI DAN MENGHINDARI SALAH NALAR ..................... 6
BAB III
....................................................................................................................................
7
PENUTUP
................................................................................................................................
7
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................
7
3.2 SARAN
..................................................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Berpikir
merupakan kata yang tentunya sudah lazim kita dengar. Bahkan berpikir dilakukan
oleh semua orang dalam bertindak dan lain sebagainya. Namun, tidak semua orang
mengetahui makna dari kata berpikir itu sendiri. Berpikir merupakan obyek
material logika. Obyek berpikir meliputi kegiatan pikiran, akal budi manusia
dan lain sebagainya. Dengan berpikir, manusia mengolah dan mengerjakan
pengetahuan yang telah diperolehnya sehingga dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan,
pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan
serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain.
Obyek
material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa. Akan
tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan
dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatan. Oleh karena
itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu
pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila
pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam
logika. Jika peraturan-peraturan itu ditepati, tentu berbagai kesalahan atau
kesesatan dapat dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih
mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu
pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa terkadang dalam proses berpikir, sering terjadi kekeliruan
dalam menafsirkan atau menarik suatu kesimpulan. Kekeliruan atau kesalahan
dalam proses berpikir tersebut disebut dengan salah nalar. Pengertian lain
mengatakan bahwa salah nalar merupakan gagasan, pikiran, kepercayaan, atau
simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Kekeliruan dapat terjadi dikarenakan
oleh beberapa faktor, yaitu faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Kekeliruan dapat dihindari dengan mengkaji terlebih dahulu sesuatu
sebelum kita menafsirkan atau menarik sebuah kesimpulan.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas secara lebih mendalam mengenai
salah nalar.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Apa
saja macam-macam salah nalar?
b. Mengapa
salah nalar sering terjadi?
c. Apa
saja faktor penyebab terjadinya salah nalar?
d. Bagaimana
cara mengatasi dan menghindari salah nalar?
1.3. Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk
mengetahui apa saja macam-macam salah nalar.
b. Untuk
mengetahui mengapa salah nalar sering terjadi.
c. Untuk
mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya salah nalar.
d. Untuk
mengetahui bagaimana cara mengatasi dan menghindari salah nalar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Salah Nalar
Salah nalar(fallacy) adalah gagasan, perkiraan atau simpulan
yang keliru atau sesat.
2.2 Macam-macam
Salah Nalar
Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi
perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat
sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar,
yaitu sebagai berikut :
2.2.1. Generalisasi
yang Terlalu Luas
Salah nalar
jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukunggeneralisasi tidak
seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga
kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini
terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap
“menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai,
atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.
Premis
adalah kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan simpulan di
dalam logika. Sementara itu yang dimaksud dengan generalisasi adalah perihal
membuat suatu gagasan lebih sederhana dari pada yang sebenarnya. Contoh
Generalisasi yang terlalu luas sebagai berikut:
a) Setiap
orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais
sejati.
b) Anak-anak
tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
Ada dua
bentuk kesalahan generalisasi yang biasa muncul. Dua bentuk kesalahan tersebut
adalah sebagai berikut:
2.2.1.1. Generalisasi
Sepintas
Kesalahan
ini terjadi dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau
evidensi yang sangat sedikit.
Contoh:
Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
Pernyataan tersebut tidaklah benar karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Masih banyak faktor penentu lain yang terlibat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya.
2.2.1.2. Generalisasi
Apriori
Salah nalar
ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau
peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak
penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari
suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan
pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua
anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh: semua pejabat pemerintah
melakukan tindakan korupsi. Benarkah pernyataan tersebut? Silahkan Anda jawab.
2.2.2. Kerancuan
Analogi
Salah nalar
ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain
dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain. Analogi adalahpersamaan atau persesuaian antara dua benda
atau hal yg berlainan, kiasan.Contoh dari kerancuan analogi adalah sebagai
berikut:
a) Anto
walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
b) Pada
hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana
kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti
mengendarai sepeda motor.
c) Rektor
harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin devisi.
2.2.3. Kekeliruan
kausalitas (sebab-akibat)
Kekeliruan
kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu
peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Contoh dari
kekeliruan kausalitas (sebab-akibat) adalah sebagai berikut:
a) Saya
tidak bisa berenang karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang.
b) Saya
tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan.
2.2.4. Kesalahan
Relevansi
Kesalahan
ini akan terjadi jika antar premis tidak punya hubungan logika dengan
kesimpulan. Misalnya, bukti peristiwa atau alasan yang diajukan tidak
berhubungan atau tidak menunjang konklusi. Jadi, perlu berhati-hati, ketika
sebuah argumen bergantung pada premis yang tidak relevan dengan konklusi, maka
tidak mungkin dibangun kebenarannya. Terdapat beberapa jenis kesesatan
relevansi yang umum dikenal, berikut penjelasannya:
a) Argumentum
ad hominem: terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau
menolak suatu usulan, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena
alasan yang berhubungan dengan kepentingan si pembuat usul.
b) Argumentum
ad verecundiam: terjadi karena orang yang mengemukakannya adalah orang
yang berwibawa dan dapat dipercaya, jadi bukan terjadi karena penalaran logis.
c) Argumentum
ad baculum (menampilkan kekuasaan): terjadi apabila orang menolak atau
menerima suatu argumen bukan atas dasar penalaran logis, melainkan karena
ancaman atau terror (bisa juga karena faktor kekuatan/kekuasaan).
d) Argumentum
ad populum (menampilkan emosi): artinya ialah ditujukan untuk massa/rakyat.
Pembuktian secara logis tidak diperlukan, dan mengutamakan prinsip menggugah
perasaan massa sehingga emosinya terbakar dan akhirnya akan menerima sesuatu
konklusi tertentu. Contoh sederhananya seperti demonstrasi dan propaganda.
e) Argumentum
ad misericordian (menampilkan rasa kasihan): disebabkan karena adanya
rasa belas kasihan. Maksudnya, penalaran ini ditunjukkan untuk menimbulkan
belas kasihan sehingga pernyataan dapat diterima, dan biasanya berhubungan
dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
f) Post
hoc propter hoc: terjadi karena orang menganggap sesuatu sebagai
sebab, padahal bukan. Pada suatu urutan peristiwa, orang menunjukkan apa yang
terjadi lebih dahulu adalah penyebab peristiwa yang terjadi sesudahnya, padahal
bukan.
g) Petitio
principii: berarti mengajukan pertanyaan dengan mengamsusikan
kebenaran dari apa yang berusaha untuk dibuktikan, dalam upaya untuk
membuktikannya. Dikenal dengan pernyataan berupa pengulangan prinsip dengan
prinsip.
h) Argumentum
ad ignorantiam (argumen dari keridaktahuan): kesalahan terjadi ketika
berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti
salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar.
i) Ignorantia
elenchi: terjadi karena tidak adanya hubungan logis antara premis dan
konklusi.
2.2.5. Penyandaran
Terhadap Prestise Seseorang
Salah nalar
disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya
karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya.
Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi
rambu-rambu sebagai berikut:
a) Orang
itu diakui keahliannya oleh orang lain.
b) Pernyataan
yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang
dibahas.
c) Hasil
pemikirannya dapat diuji kebenarannya.
Hal tersebut
mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata
karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan
baik status sosial ekonominya.
2.3. Mengapa
Salah Nalar Sering Terjadi
Salah nalar
sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh penyebab yang salah nalar
adalah sebagai berikut:
a) Hendra
mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam
leluhurnya.
b) Anak
wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
2.4. Faktor
Penyebab Terjadinya Salah Nalar
Terjadinya
salah nalar, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
2.4.1. Analogi
yang Salah
Salah nalar
ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan
anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada
segi yang lain.
Contoh: Anto
walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
2.4.2 Argumentasi
Bidik Orang
Salah nalar
jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang
diembannya.
Contoh:
Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas
penyuluhannya memiliki enam orang anak
2.5. Cara
Mengatasi dan Menghindari Salah Nalar
Ada beberapa
cara untuk mengatasi dan menghindari salah nalar. Cara-cara tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Memilih
kata dengan baik;
b) Harus
mengetahui teori dasar dalam berpikir;
c) Sering
membaca buku agar memiliki wawasan yang luas;
d) Memikirkan
perkataan atau kalimat sebelum diucapkan;
e) Menguasai
bahasa Indonesia dengan baik dan benar;
f) Jangan
menyimpulkan premis dengan cepat;
g) Dapat
berkomunikasi dengan baik;
h) Tidak
cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu
kebenarannya; dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan
jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dipaparkan pada Bab II, maka
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi
perlu untuk kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat
sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan. Jika tidak maka akan terjadi
salah nalar.
2. Salah
nalar sering terjadi karena disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
3. Salah
nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain
dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain
4. Sesungguhnya
salah nalar dapat dihindari dengan mempelajari teori dalam berlogika.
3.2. Saran
Berdasarkan
jawaban dari rumusan masalah seperti yang telah dipaparkan pada Bab II, maka
penulis dapat menyarankan beberapa hal, yaitu:
1. Sebaiknya
kita tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih
dahulu kebenarannya; dan lain-lain.
2. Sebaiknya
kita memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan agar pembicaraan
terstruktur dengan baik.
3. Sebaiknya
sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
4. Sebaiknya Jangan
menyimpulkan premis dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ø http://nadiaputri-pucino.blogspot.co.id/2012/11/salah-nalar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar