Stop being afraid of what could go wrong, and start being positive about what could go right

Sabtu, 01 November 2014

Tulisan Softskill 1

Nama : Imelda Muliawati
NPM : 24213334
Kelas : 2EB22 


 Secret Admirer


                 Sore itu hari sangat cerah. Aku dan anjingku lino bermain dengan gembira di taman dekat apartemen kami. Kami sangat menikmati udara sore hari itu, rasanya seakan menghirup udara di tengah pegunungan tertinggi. Di taman kami melihat banyak orang yang juga sedang menikmati sore hari yang cerah itu, banyak ibu yang bermain dengan anaknya dan ada pula beberapa pasangan kekasih yang sedang menikmati kebersamaan mereka. Tak sengaja mataku tersorot pada satu sosok pria misterius, dia nampak tampan dan rapih, tapi sayang kelihatannya dia sombong, wajahnya bahkan tak menunjukkan senyum sedikitpun. Ia hanya duduk sendirian di bangku taman sambil membawa sebuah buku. Setelah ku amati, sepertinya aku pernah melihat dia sebelumnya. Tapi dimana? Pernahkah aku mengenal pria dingin ini sebelumnya? Saat aku mencoba mengingatnya, perlahan aku mulai mendekatinya dan duduk di bangku yang sama dengannya. Aku ingin menyapa, tapi aku takut aku akan mendapatkan balasan dingin, ah tapi sudahlah, aku terlalu penasaran tentang dia. Dengan penuh keberanian akupun mulai mengeluarkan suara. “hai, siapa namamu?”, jantungku berdegup kencang walaupun baru mengucapkan satu kalimat. Tak lama kemudian ia mulai menoleh ke arahkan, katanya : “kau bicara denganku?”. Gemas aku melihatnya, sempat-sempatnya ia bertanya seperti itu sedangkan disitu memang hanya ada aku dan dia saja, dengan agak geram akupun menjawabnya: “iya,kau. Apa kau pernah mengenalku? Soalnya aku merasa pernah mengenalmu sebelumnya”. Ia menjawab: “aku? Mengenalmu? Yang benar saja, aku baru saja kembali dari Inggris, aku bahkan masih asing dengan daerah ini.” Akupun bergerutu dalam hati, sombong sekali dia, berlagak seperti borjuis. Dengan menahan amarah akhirnya aku membalas perkataannya : oh begitukah? Tapi kenapa kau fasih sekali dalam mengucapkan bahasa indonesia?” ia kembali menjawab : “ itu karena saat aku tinggal di Inggris hanya diluar rumah saja kami menggunakan bahasa Inggris, namun saat di rumah kami tetap berbahasa Indonesia, bukankah itu hal yang bagus?” aku menjawab: “ Iya, itu bagus. Setidaknya kau masih mencintai bahasa asalmu”. Dalam hati aku merenung, kami baru saja bertemu, tapi kenapa percakapan ini bisa menjadi demikian panjang? Kenapa rasanya aku tak sungkan bicara dengannya? Ah sudahlah, rasanya aku harus pulang karena hari sudah mulai senja. Dengan cepat aku berkata : “ Oh iya, aku harus segera pulang, hari sudah mulai senja dan ibu pasti mencariku. Aku duluan.“ Tanpa mendengar balasan darinya, akupun langsung meluncur pulang dengan lino.

            Keesokan harinya tak sengaja aku melihatnya di kampus. “hey, kau kuliah disini?”,tanyaku dengan muka bingung. Dan ia menjawab : “ kau gadis yang kemarin di taman kan? Iya aku baru saja masuk ke kampus ini”. Aku menjawab : “oh begitu,baiklah selamat bergabung”. Akupun segera pergi dari hadapannya, kenapa ia selalu membuatku kesal dengan nada bicaranya? Kenapa aku harus sekampus dengan pria sombong itu? Bosan sekali aku, jika setiap hari harus bertemu dengannya, pria sombong yang berlagak sok borjuis. Kini saatnya aku masuk kelas, tak sabar rasanya ingin cepat-cepat selesai uts dan kemudian dapat pergi berlibur, ah sungguh aku merindukan liburan, selama kuliah seakan aku hanya disibukkan dengan rutinitasku yang itu-itu saja. Seperti biasanya, setiap hari selalu ku lewati bersama sahabatku Angel. Begitu aku masuk kelas tiba-tiba angel langsung menarikku dan berkata : “ Imeeeeelllll, eh tau ngga sih mel ? Rayen kuliah disini loh. Itu loh rayen teman kita waktu SD, yang dulunya cupu, sekarang tuh dia ganteng banget, aku aja tadi sampe ngga percaya kalo itu beneran dia. Kamu udah liat belum?” ya ampun, dalam hati akupun menjerit, hah??? Dia rayen? Rayen yang dulu itu pendiam dan sering di jailin anak-anak? Rasanya akupun sama seperti angel,rasanya ngga bisa dipercaya. Akupun menjawab pertanyaan angel : “ oh itu, iya aku udah liat kok. Kemarin juga aku ketemu dia di taman dekat apartemenku.” Dengan semangat angelpun menjawab: “ yang bener kamu mel? Ih enak banget, jangan-jangan kalian jodoh lagi hahaha.” Sekejap akupun menjawab : “ ih apaan sih kamu, aneh-aneh aja kalo ngomong. Maleslah aku sama cowo sombong begitu, ngga nyadar apa ya dia dulu itu cupu,sekarang sombongnya selangit.” Angel kembali mengejek: “ cieee imel, jangan gitulah, nanti akhirnya jatuh cinta beneran aja baru deh tau rasa.” Aku mulai malas dengan obrolan ini, rasanya angel akan terus-terusan mengejekku, lalu jawabku : “udahlah, jangan diperpanjang, mending kita belajar.”

                 Ada undangan pesta? Dari rayen? Ya ampun, ada-ada aja anak ini. Dia mau pamer kekayaannya? Tapi kenapa dia mengundangku? Apa dia sudah tau kalau aku teman SDnya?
Rasanya aku ragu-ragu untuk pergi ke pesta itu,sebaiknya aku menghabiskan malam ini di rumah saja, nonton tv atau melakukan apa sajalah yang penting tidak ke pasti itu. Handphone ini begitu berisik, tak bisakah kau berhenti berdering? Ternyata angel yang terus-menerus menelfonku. Akhirnya aku mengangkatnya : “iya ada apa ngel?”. Ia menjawab : “ udah siap belum mel? Pestanya mulai jam 7 loh. Aku jemput di depan apartemen kamu ya. Pokoknya kamu harus dandan yang cantik malam ini, bye imeeelll.” Apa-apaan ini? Dengan seenaknya saja angel menyuruhku seperti itu. Ah bagaimana ini? Haruskah aku menuruti kata-kata angel? Tapi bagaimana kalau angel sudah sampai di depan apartemen? Ya sudahlah, aku akan datang ke pesta itu, tapi ini bukan karna rayen, ini hanya karna paksaan angel.

                 Tidak ku sangka pestanya akan semeriah ini. Dia benar-benar berubah sekarang. Bahkan semua teman-teman SDku yang di undang olehnya semuanya rela menyisihkan waktu untuk pergi ke pesta ini. Saat ditengah acara tiba-tiba ada acara dansa. Aku tak tau kenapa, tapi jantung berdegup begitu kencang saat rayen berjalan kearahku. Apakah dia ingin mengajakku berdansa? Mungkinkah begitu? OMG!!! Tak ku sangka dugaanku benar, perlahan ia mendekat dan berkata: “ hai mel,mau berdansa denganku?” aku tak tau kenapa, tapi kepala ini tanpa sadar mengangguk seakan mengiyakan dan tangan ini seakan berjalan sendiri ke atas tangannya. Aku sangat gugup, aku tak tau kenapa hal ini bisa terjadi. Kenapa? Kenapa aku yang ia pilih untuk berdansa dengannya? Padahal dari awal kami bertemu tak ada kesan yang baik diantara kami. Tapi entahlah, malam ini serasa seperti surga bagiku, diajaknya berdansa bagaikan sebuah kehormatan bagiku, dan saat kami berdansa mataku tak dapat lari dari pandangannya,selama itu pula bibirku kaku untuk berkata-kata,jantungku tak berhenti berdegup dengan kerasnya, mungkinkah aku jatuh cinta secepat ini?

                 Apa ini? Surat beramplop merah? Ini surat cinta? Di dalam lokerku ada surat cinta? Bibir inipun tanpa paksaan melebar, dari siapakah surat cinta ini? Baru kali ini dalam sejarah hidupku aku mempunyai secret admirer. Saat ku buka, ternyata ada namanya. RAYEN!!!! Benarkah ini? Rayen mengirimiku surat cinta? Tapi sejak kapan ia menyukaiku? Ah sudahlah, aku takut terbawa perasaan senang yang berlebihan, aku takut jatuh ketika tahu kalau dia hanya mempermainkanku saja. Tapi entah kenapa, perasaan senang ini tak dapat ku tahan. Aku bahagia mendapat surat cinta darinya. Ya, aku BAHAGIA.
Mulai malam itu, sejak aku berdansa dengannya, perasaanku berubah. Entah ini cinta atau bukan, yang aku tau, aku senang berada didekatnya, aku senang mendapat surat cinta darinya. Setiap kali kami bertemu kami saling berbalasan senyum, ah begitu manis senyumnya, seakan ingin kulihat setiap detik.
Hari minggu ini aku janji pergi jalan dengan rayen, saat ia pergi ke kelasku dan mengajakku pergi minggu ini, entah kenapa dengan cepat aku langsung menjawab “Iya aku mau”. Secepat inikah? Benarkah ini hal yang benar untuk aku ambil? Biarlah proses ini aku jalani seperti air.

                 MINGGU!!! Ini adalah hari yang aku tunggu. Akankah hari ini akan menjadi sejarah baru dalam hidupku? Akankah hidupku berubah menjadi bak dongeng cinderella? Akankah ada pangeran berkuda putih yang menjemputku hari ini? Ah begitu senang aku membayangkannya. Rayenpun datang dan kamipun pergi, rayen mengajakku ke SD kami dahulu. Kenapa? Kenapa kencan di tempat seperti ini? Dia terlalu romantis,gerutuku dalam hati.
Rayen berkata : “ mel, inget ngga masa-masa SD dulu? Masa-masa dimana aku masih cupu,masa-masa dimana aku ngga punya keberanian buat deketin kamu. Aku mau jujur sama kamu, sebenarnya dari SD aku udah suka sama kamu, bisa dibilang aku itu secret admirernya kamu mel. Tapi aku sadar kita waku itu masih kecil. Waktu SMP aku pindah ke London, baru sekarang-sekarang ini aku balik lagi ke Indonesia. Dan saat ini aku udah bukan rayen yang dulu, sekarang kita juga udah sama-sama dewasa. Aku mau kamu jadi yang pertama dan terakhir buat aku, entah dulu itu dinamakan cinta monyet atau apa, tapi perasaanku yang sekarang ini real. Sebenarnya dari awal kita ketemu di taman aku udah tau kalo kamu itu imel, imel temen SD aku yang sampe sekarang aku anggap sebagai cinta sejatiku. Jadi, didepan sekolah ini. Sekolah yang dulu mempertemukan kita. Maukah kamu menjadi pacarku?”
Bibirku seakan membeku, mataku begitu sayu setelah mendengar semua perkataannya, hatiku bergetar. Apa yang harus aku katakan? Perlahan aku menjawab : “ sebenarnya sejak malam itu, sejak kamu mengajakku berdansa di pestamu. Aku rasa aku telah jatuh hati padamu, aku tak menyangka bahwa kau menyukaiku sejak kita masih SD. Dan jawabannya, tentu saja aku mau. Ya, AKU MAU. Aku mau menjadi yang pertama dan terakhir untukmu.”


The end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar