Nama : Imelda Muliawati
NPM : 24213334
Kelas : 2EB22
Secret Admirer
Sore itu hari
sangat cerah. Aku dan anjingku lino bermain dengan gembira di taman dekat
apartemen kami. Kami sangat menikmati udara sore hari itu, rasanya seakan
menghirup udara di tengah pegunungan tertinggi. Di taman kami melihat banyak
orang yang juga sedang menikmati sore hari yang cerah itu, banyak ibu yang
bermain dengan anaknya dan ada pula beberapa pasangan kekasih yang sedang
menikmati kebersamaan mereka. Tak sengaja mataku tersorot pada satu sosok pria
misterius, dia nampak tampan dan rapih, tapi sayang kelihatannya dia sombong,
wajahnya bahkan tak menunjukkan senyum sedikitpun. Ia hanya duduk sendirian di
bangku taman sambil membawa sebuah buku. Setelah ku amati, sepertinya aku
pernah melihat dia sebelumnya. Tapi dimana? Pernahkah aku mengenal pria dingin
ini sebelumnya? Saat aku mencoba mengingatnya, perlahan aku mulai mendekatinya
dan duduk di bangku yang sama dengannya. Aku ingin menyapa, tapi aku takut aku
akan mendapatkan balasan dingin, ah tapi sudahlah, aku terlalu penasaran
tentang dia. Dengan penuh keberanian akupun mulai mengeluarkan suara. “hai,
siapa namamu?”, jantungku berdegup kencang walaupun baru mengucapkan satu
kalimat. Tak lama kemudian ia mulai menoleh ke arahkan, katanya : “kau bicara
denganku?”. Gemas aku melihatnya, sempat-sempatnya ia bertanya seperti itu
sedangkan disitu memang hanya ada aku dan dia saja, dengan agak geram akupun
menjawabnya: “iya,kau. Apa kau pernah mengenalku? Soalnya aku merasa pernah
mengenalmu sebelumnya”. Ia menjawab: “aku? Mengenalmu? Yang benar saja, aku
baru saja kembali dari Inggris, aku bahkan masih asing dengan daerah ini.”
Akupun bergerutu dalam hati, sombong sekali dia, berlagak seperti borjuis. Dengan
menahan amarah akhirnya aku membalas perkataannya : oh begitukah? Tapi kenapa
kau fasih sekali dalam mengucapkan bahasa indonesia?” ia kembali menjawab : “
itu karena saat aku tinggal di Inggris hanya diluar rumah saja kami menggunakan
bahasa Inggris, namun saat di rumah kami tetap berbahasa Indonesia, bukankah itu
hal yang bagus?” aku menjawab: “ Iya, itu bagus. Setidaknya kau masih mencintai
bahasa asalmu”. Dalam hati aku merenung, kami baru saja bertemu, tapi kenapa
percakapan ini bisa menjadi demikian panjang? Kenapa rasanya aku tak sungkan
bicara dengannya? Ah sudahlah, rasanya aku harus pulang karena hari sudah mulai
senja. Dengan cepat aku berkata : “ Oh iya, aku harus segera pulang, hari sudah
mulai senja dan ibu pasti mencariku. Aku duluan.“ Tanpa mendengar balasan
darinya, akupun langsung meluncur pulang dengan lino.
Keesokan
harinya tak sengaja aku melihatnya di kampus. “hey, kau kuliah disini?”,tanyaku
dengan muka bingung. Dan ia menjawab : “ kau gadis yang kemarin di taman kan?
Iya aku baru saja masuk ke kampus ini”. Aku menjawab : “oh begitu,baiklah
selamat bergabung”. Akupun segera pergi dari hadapannya, kenapa ia selalu
membuatku kesal dengan nada bicaranya? Kenapa aku harus sekampus dengan pria
sombong itu? Bosan sekali aku, jika setiap hari harus bertemu dengannya, pria
sombong yang berlagak sok borjuis. Kini saatnya aku masuk kelas, tak sabar
rasanya ingin cepat-cepat selesai uts dan kemudian dapat pergi berlibur, ah
sungguh aku merindukan liburan, selama kuliah seakan aku hanya disibukkan
dengan rutinitasku yang itu-itu saja. Seperti biasanya, setiap hari selalu ku
lewati bersama sahabatku Angel. Begitu aku masuk kelas tiba-tiba angel langsung
menarikku dan berkata : “ Imeeeeelllll, eh tau ngga sih mel ? Rayen kuliah
disini loh. Itu loh rayen teman kita waktu SD, yang dulunya cupu, sekarang tuh
dia ganteng banget, aku aja tadi sampe ngga percaya kalo itu beneran dia. Kamu
udah liat belum?” ya ampun, dalam hati akupun menjerit, hah??? Dia rayen? Rayen
yang dulu itu pendiam dan sering di jailin anak-anak? Rasanya akupun sama
seperti angel,rasanya ngga bisa dipercaya. Akupun menjawab pertanyaan angel : “
oh itu, iya aku udah liat kok. Kemarin juga aku ketemu dia di taman dekat
apartemenku.” Dengan semangat angelpun menjawab: “ yang bener kamu mel? Ih enak
banget, jangan-jangan kalian jodoh lagi hahaha.” Sekejap akupun menjawab : “ ih
apaan sih kamu, aneh-aneh aja kalo ngomong. Maleslah aku sama cowo sombong
begitu, ngga nyadar apa ya dia dulu itu cupu,sekarang sombongnya selangit.” Angel
kembali mengejek: “ cieee imel, jangan gitulah, nanti akhirnya jatuh cinta
beneran aja baru deh tau rasa.” Aku mulai malas dengan obrolan ini, rasanya
angel akan terus-terusan mengejekku, lalu jawabku : “udahlah, jangan diperpanjang,
mending kita belajar.”
Ada undangan
pesta? Dari rayen? Ya ampun, ada-ada aja anak ini. Dia mau pamer kekayaannya? Tapi
kenapa dia mengundangku? Apa dia sudah tau kalau aku teman SDnya?
Rasanya aku ragu-ragu untuk pergi ke pesta itu,sebaiknya aku
menghabiskan malam ini di rumah saja, nonton tv atau melakukan apa sajalah yang
penting tidak ke pasti itu. Handphone ini begitu berisik, tak bisakah kau
berhenti berdering? Ternyata angel yang terus-menerus menelfonku. Akhirnya aku
mengangkatnya : “iya ada apa ngel?”. Ia menjawab : “ udah siap belum mel?
Pestanya mulai jam 7 loh. Aku jemput di depan apartemen kamu ya. Pokoknya kamu
harus dandan yang cantik malam ini, bye imeeelll.” Apa-apaan ini? Dengan
seenaknya saja angel menyuruhku seperti itu. Ah bagaimana ini? Haruskah aku
menuruti kata-kata angel? Tapi bagaimana kalau angel sudah sampai di depan
apartemen? Ya sudahlah, aku akan datang ke pesta itu, tapi ini bukan karna
rayen, ini hanya karna paksaan angel.
Tidak ku
sangka pestanya akan semeriah ini. Dia benar-benar berubah sekarang. Bahkan
semua teman-teman SDku yang di undang olehnya semuanya rela menyisihkan waktu
untuk pergi ke pesta ini. Saat ditengah acara tiba-tiba ada acara dansa. Aku
tak tau kenapa, tapi jantung berdegup begitu kencang saat rayen berjalan
kearahku. Apakah dia ingin mengajakku berdansa? Mungkinkah begitu? OMG!!! Tak
ku sangka dugaanku benar, perlahan ia mendekat dan berkata: “ hai mel,mau
berdansa denganku?” aku tak tau kenapa, tapi kepala ini tanpa sadar mengangguk
seakan mengiyakan dan tangan ini seakan berjalan sendiri ke atas tangannya. Aku
sangat gugup, aku tak tau kenapa hal ini bisa terjadi. Kenapa? Kenapa aku yang
ia pilih untuk berdansa dengannya? Padahal dari awal kami bertemu tak ada kesan
yang baik diantara kami. Tapi entahlah, malam ini serasa seperti surga bagiku,
diajaknya berdansa bagaikan sebuah kehormatan bagiku, dan saat kami berdansa
mataku tak dapat lari dari pandangannya,selama itu pula bibirku kaku untuk
berkata-kata,jantungku tak berhenti berdegup dengan kerasnya, mungkinkah aku
jatuh cinta secepat ini?
Apa ini?
Surat beramplop merah? Ini surat cinta? Di dalam lokerku ada surat cinta? Bibir
inipun tanpa paksaan melebar, dari siapakah surat cinta ini? Baru kali ini
dalam sejarah hidupku aku mempunyai secret admirer. Saat ku buka, ternyata ada
namanya. RAYEN!!!! Benarkah ini? Rayen mengirimiku surat cinta? Tapi sejak
kapan ia menyukaiku? Ah sudahlah, aku takut terbawa perasaan senang yang
berlebihan, aku takut jatuh ketika tahu kalau dia hanya mempermainkanku saja.
Tapi entah kenapa, perasaan senang ini tak dapat ku tahan. Aku bahagia mendapat
surat cinta darinya. Ya, aku BAHAGIA.
Mulai malam itu, sejak aku berdansa dengannya, perasaanku berubah.
Entah ini cinta atau bukan, yang aku tau, aku senang berada didekatnya, aku
senang mendapat surat cinta darinya. Setiap kali kami bertemu kami saling
berbalasan senyum, ah begitu manis senyumnya, seakan ingin kulihat setiap
detik.
Hari minggu ini aku janji pergi jalan dengan rayen, saat ia pergi ke
kelasku dan mengajakku pergi minggu ini, entah kenapa dengan cepat aku langsung
menjawab “Iya aku mau”. Secepat inikah? Benarkah ini hal yang benar untuk aku
ambil? Biarlah proses ini aku jalani seperti air.
MINGGU!!! Ini
adalah hari yang aku tunggu. Akankah hari ini akan menjadi sejarah baru dalam
hidupku? Akankah hidupku berubah menjadi bak dongeng cinderella? Akankah ada
pangeran berkuda putih yang menjemputku hari ini? Ah begitu senang aku
membayangkannya. Rayenpun datang dan kamipun pergi, rayen mengajakku ke SD kami
dahulu. Kenapa? Kenapa kencan di tempat seperti ini? Dia terlalu
romantis,gerutuku dalam hati.
Rayen berkata : “ mel, inget ngga masa-masa SD dulu? Masa-masa
dimana aku masih cupu,masa-masa dimana aku ngga punya keberanian buat deketin
kamu. Aku mau jujur sama kamu, sebenarnya dari SD aku udah suka sama kamu, bisa
dibilang aku itu secret admirernya kamu mel. Tapi aku sadar kita waku itu masih
kecil. Waktu SMP aku pindah ke London, baru sekarang-sekarang ini aku balik
lagi ke Indonesia. Dan saat ini aku udah bukan rayen yang dulu, sekarang kita
juga udah sama-sama dewasa. Aku mau kamu jadi yang pertama dan terakhir buat
aku, entah dulu itu dinamakan cinta monyet atau apa, tapi perasaanku yang sekarang
ini real. Sebenarnya dari awal kita ketemu di taman aku udah tau kalo kamu itu
imel, imel temen SD aku yang sampe sekarang aku anggap sebagai cinta sejatiku.
Jadi, didepan sekolah ini. Sekolah yang dulu mempertemukan kita. Maukah kamu
menjadi pacarku?”
Bibirku seakan membeku, mataku begitu sayu setelah mendengar semua
perkataannya, hatiku bergetar. Apa yang harus aku katakan? Perlahan aku
menjawab : “ sebenarnya sejak malam itu, sejak kamu mengajakku berdansa di
pestamu. Aku rasa aku telah jatuh hati padamu, aku tak menyangka bahwa kau
menyukaiku sejak kita masih SD. Dan jawabannya, tentu saja aku mau. Ya, AKU
MAU. Aku mau menjadi yang pertama dan terakhir untukmu.”
The end